Perbedaan Wilayah dan Adat Istiadat Asli Suku Baduy

Baduy atau Kanekes yakni salah satu desa di kawasan Kabupaten Lebak, Banten. Di dalamnya terdapat Suku Baduy atau urang Kanekes yang ialah sekelompok masyarakat yang mengatur teguh kearifan lokal. Populasinya kurang lebih 26.000 jiwa dan terbagi menjadi dua wilayah, adalah Baduy Luar dan Baduy. Perbatasan antara kedua kawasan hal yang demikian ditandai dengan sebuah gubuk terbuat dari bambu sebagai tempat menginap suku Baduy dikala mereka berladang.

Suku Baduy memang sungguh-sungguh ketat membatasi adat istiadat, melainkan bukan kawasan terisolasi atau terasingkan dari perkembangan dunia luar. Ada sebagian hal yang menjadi pantangan atau tabu bagi mereka. Salah satunya yakni mengambil foto, terutama di kawasan Baduy . Pengunjung cuma boleh menandakan suasana di dalamnya hanya dengan sketsa.

Sekarang, Desa Baduy sering kali dikunjungi wisawatan dalam negeri maupun mancanegara. Ada sebagian hukum yang seharusnya ditaati dikala berkunjung ke Baduy. Peraturan-undang-undang tersebut berbeda untuk Baduy Dangka, Baduy Luar, serta Baduy Dalam.

Suku ini tinggal di Cagar Tradisi Pegunungan Kendeng seluas 5.101,65 hektar di daerah Kanekes, Kecamatan Leuwidimar, Kabupaten Lebak. Sementara itu perkampungan suku ini ada di zona aliran Sungai Ciujung di Pegunungan Kenceng.

Mengenal Perbedaan Setiap Wilayah Suku Baduy

Suku Baduy dalam kesehariannya berbicara menerapkan bahasa Sunda dan Indonesia. Meski memiliki kepercayaan yang berbeda, melainkan sejatinya Baduy dekat dengan orang Sunda. Di situs hal yang demikian juga dijelaskan bahwa Suku Baduy mempunyai tiga lapisan.

1. Baduy Dangka

Kelompok Baduy ini telah tidak tinggal di tanah adat. Mereka juag telah tidak terikat tata tertib dan kepercayaan Baduy . Masyarakat Baduy Dangka juga telah menempuh pengajaran dan mengerti perihal teknologi. Lazimnya klasifikasi ini mempunyai usaha sebagai pemandu wisata, pemilik daerah makan hingga penjual oleh-oleh.

2. Baduy Luar

Kategori Baduy Luar masih tinggal di dalam tanah adat dan masih menjunjung kepercayaan Sunda Wiwitan. Cuma saja mereka telah mulai memahami pendidikan dan teknologi. Klasifikasi ini dapat dipandang dari kebiasaan mereka berpakaian. Baduy Luar lazim mengenakan pakaian serba hitam dengan ikat kepala berwarna biru. Klasifikasi ini lazimnya bekerja sebagai peternak dan petani.

3. Baduy Dalam

Kategori Suku Baduy yang terakhir yakni Baduy Dalam atau Baduy Jero. Masyarakat Baduy Dalam tinggal di pelosok tanah adat dan masih memeluk kepercayaan Sunda Wiwitan. Golongan ini lazimnya mengenakan pakaian serba putih. Mereka tak mengenyam pengajaran dan tak mengenal teknologi.

Baduy Dalam dilindungi oleh Baduy Dangka dan Luar. Kedua golongan tersebut mempunyai tugas untuk menyaring semua berita dari luar sehingga adat istiadat Suku Baduy tetap lestari.